Senin, April 16

Kesehatan Lingkungan - Pencemaran Udara

Assalamualaikum Wr. Wb
Kali ini kami ingin berbagi tentang Kesehatan Lingkungan dan lebih spesifik dalam pembahasan Pencemaran Udara
Cekidot!!!


MAKALAH
PENCEMARAN UDARA




Diajukan untuk memenuhi Tugas
 Mata Kuliah : Dasar Kesehatan Lingkungan

DISUSUN OLEH:
ADE MELANDA SEPTRIANA
NIM : R.17.02.001
ALDI PRISTY GHAMELY. S
NIM : R.17.02.002
MILA KHOLILAH
NIM : R.17.02.016
SITI KHUSNULKHOTIMAH
NIM : R.17.02.020


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

YAYASAN INDRA HUSADA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
INDRAMAYU
2018



KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul pencemaran udara.
Dalam penyusunan ini kami banyak mendapatkan saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak diukur secara materi, namun dapat membuka mata kami bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru terbaik bagi kami. Oleh karena itu dengan segala hormat kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Drs. H. Turmin, B.Sc., Selaku Ketua Yayasan Indra Husada Indramayu
2.      Heri Sugiarto, S.KM., M.kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu
3.      Muhamad Fauzi, S.KM.,M.P.H selaku Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
4.      Wahyudin, S.KM selaku Wali Kelas Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Tahun Akademik 2017/2018
5.      Depi Yulyanti, S.KM., M.Kes selaku Dosen Dasar Kesehatan Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu
6.      Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat banyak membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam penyususan makalah ini, kami  menyadari masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang kami miliki. Untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut  tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik bagi diri kami. Akhir kata kami ucapkanTerima Kasih



Indramayu,   April  2018



Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I. 1
PENDAHULUAN.. 1
A.     LATAR BELAKANG.. 1
B.     TUJUAN.. 2
C.     RUMUSAN MASALAH.. 2
BAB II. 3
PEMBAHASAN.. 3
A.     PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA.. 3
B.     PROSES PENCEMARAN UDARA.. 4
C.     JENIS PENCEMARAN UDARA.. 5
D.     AKIBAT PENCEMARAN UDARA.. 6
F.      STANDARD KUALITAS DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA DI DALAM DAN LUAR RUANGAN    7
G.     DAMPAK PENCEMARAN UDARA TERHADAP KESEHATAN DI DALAM DAN DI LUAR RUANG    10
BAB III. 11
PENUTUP.. 11
A. Kesimpulan. 11
B. Saran. 11
DAFTAR PUSTAKA.. 12



BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari berbagai macam penyakit.
Udara menunjuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angina yang menggerkan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih subtansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, menggangu estetika dan kenyamanan, atau properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa gangguan fisik seperti polusi suara, radiasi, atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara.



B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dibuatnya makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar kesehatan lingkungan dan mahasiswa dapat mengetahui mengenai pencemaran udara.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus dibuatnya makalah ini yaitu;
a.       Agar mahasiswa mengetahui dampak yang di timbulkan oleh pencemaran udara.
b.      Agar mahasiswa mengetahui penyebab pencemaran udara.
c.       Agar mahasiswa memahami tentang bahaya pencemaran udara bagi kesehatan

C.    RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.      Apa yang dimaksud pencemaran udara?
2.      Jelaskan jenis polutan udara?
3.      Bagaimana standard kualitas dan tingkat pencemaran udara di dalam dan di luar ruang?
4.      Apa saja dampak pencemaran udara terhadap kesehatan di dalam ruang?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA
Berikut ini beberapa definisi pencemaran udara.
1.      Hendy C. Perkins (1974) polusi udara adalah hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atsmofer seperti: debu, gas, kabut, bau-bauan, asap, atau uap dalam kualitas yang banyak dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya udara, sehingga menimbulkan gangguan pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda atau tanpa alas an yang jelas sudah dapat mempengaruhi kelestarian kehidupan organisme maupun benda.
2.      Soedirman (1973) Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan atau zay-zat asing dalam jumlah yang dapat menyebabkan perubahan komposi atmosfer normal.
3.      Glolier’s Encyclopedia International, Polusi udara adalah keadaan dimana kedalam uadara atmosfer oleh suatu sumber, baik melalui aktivitas manusia maupun alamiah dibebaskan satu atau beberapa bahan atau zat-zat kedalam kualitas maupun batas waktu tertentu yang secara karakteristik dapat atau memiliki kecenderungan dapat menimbulkan ketimpangan susunan udara atmosfer secara ekologis, sehingga mampu menimbulkan gangguan-gangguan bagi kehidupan satu atau kelompok organisme maupun benda-benda.
4.      Kepmen Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. No.KEP-03/MENKLH/II/1991, Polusi udara adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energy dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusi atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.
Dasar-dasar penekanan dituangkan beberapa kriteria dalam definisi ini untuk melengkapi batasan-batasan terhadap pokok-pokok pengertian polusi udara.

B.      PROSES PENCEMARAN UDARA
1.      Ekosistem Udara
Melalui ekologi kita ketahui bahwa udara merupakan salah satu unsur dari sistem ekologi yang luas, yang merupakan salah satu kelompok unsur-unsur abiotik. Unsur abiotik (atmosfer, hidrosfer, litosfer) yang tergolong sebagai salah satu lingkungan fisik, di samping unsur tanah dan air yang kita kenal. Baik tanah, air, maupun udara dengan berbagai unsur lingkungan lain (biotik) . Unsur biotik (manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan, mikroorganisme) yang secara alamiah memiliki suatu interaksi yang kompleks.

2.      Sumber pencemaran terhadap perubahan sistem udara
Sumber-sumber pencemaran karena tangan manusia saat ini terus bertambah mulai dari pembakaran industri, pembakaran bahan-bahan bakar pada alat transportasi, sampai pembakaran sampah. Bahan-bahan buangan ke dalam udara akan memberikan pengaruh terhadap kelestarian, stabilitas, dan kualitas lingkungan udara, sehingga timbul fenomena efek rumah kaca (green house effects).
Berikut ini adalah pengaruh dari green house effects.
a.       Bertambahnya kadar CO2 dalam udara. GAS CO2 mempunyai pengaruh penyerapan energi radiasi sinar matahari.
b.      Pengaruh partikel-partikel terhadap keseimbangan panas permukaan “bumi-atmosfer”.
c.       Pengaruh perubahan cuaca/iklim karena pemborosan penggunaan tenaga.

3.      Jenis pencemaran udara dan akibatnya
Pertumbuhan penduduk yang pesat meningkatkan semua keperluan hidup. Keperluan hidup ini terus berkembang berkat adanya kemajuan-kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini selain memberi kemudahan dan kenikmatan ternyata juga menimbulkan sejumlah masalah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh manusia akibat kemajuan teknologi adalah pencemaran. Pengertian dari pencearan ini menunjukan adanya ketidak seimbangan suatu lingkungan. Peristiwa pencemaran ini mempunyai tiga hal
pokok yaitu: (1) lingkungan yang terkena pencemaran adalah lingkungan hidup; (2) yang terkena dampak, yaitu makhluk yang penghuninya oleh makhluk hidup (manusia). Pada saat ini polusi telah menimbulkan kekhawatiran bagi manusia, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di kota-kota besar dan di kawasan industri. Menurut para meteoreologi mangatakan bahwa “plusi udara tidak hanya meliputi kota-kota besar saja, tetapi juga telah meliputi keseluruhan atmosfer bumi.”

C.     JENIS PENCEMARAN UDARA
Berdasarkan sumbernya, pencemaran udara dibagi menjadi dua:
1.      Aktivitas Manusia.
a.       Berasal dari industri dan pertambangan (bahan kimia, minyak bumi, pengolahan tambang).
b.      Berasal dari kendaraan bermotor (gas, CO, CO2, NO, Karbon hidrokarbon).
c.       Oleh akses pembangunan
d.      Berasal dari pembakaran segala bahan-bahan buangan (sampah dan lain-lain).
       Berasarkan partikelnya, pencemaran udara dibagi menjadi empat.
1)      Debu yang mengakibatkan fibrosis didalam paru-paru (debu silica).
2)      Debu-debu karbon.
3)      Debu-debu yang menimbulkan alergi (debu kayu, debu organik).
4)      Debu-debu yang menimbulkan iritan (asam-asam, alkali fluoride, dan kromat).

D.       AKIBAT PENCEMARAN UDARA
     Berikut ini adalah akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara.
1.      Menurut fisiologisnya. Pencemaran udara dapat menimbulkan keradangan terhadap peradangan saluran pernapasan.
2.      Terhadap lingkungan.
3.      Terhadap masyarakat. Pencemaran udara di masyarakat dapat berupa gas/uap dan juga partikel-partkel/debu. Pencemaran udara berupa gas dapat menyebabkan infeksi pernapasan akut., bronchitis kronis, bronchial asthma, dan kanker paru. Pencemaran udara dari bahan partikel dapat menyebabkan pharyngitis, alergi iritan, dan lain-lain.

E.     PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
     Pokok penanggulangan, pada prinsipnya pencemaran udara dapat ditempuh menjadi empat pokok penanggulangan yang masing masing bersifat sebagai suatu pendekatan.
1.         Pendekatan teknologi. Pendekatan teknolohi ditunjukan kepada faktor sumber emisi beserta sesuatu yang menjalin menjadi subsistem. Berikut ini adalah tindakan pendekatan teknologi.
a.       Mengembangkan jalan bay pass pada kendaraan umum maupun pengembangan sarana jalan yang lain.
b.      Mengharuskan industri besar melakukan “in plant treatment’’ sebelum water effluent maupun indusrtial waste product.

2.      Pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif merupakan tindakan yang melibatkan masyarakat untuk berprestasi dalam mmebina dan memelihara kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya dan menghindari pendirian industri yang bertentangan dengan binder-ordinasi. Pendekatan edukatif dlakukan dan diperkembangkan untuk membina serta memberikan penerangan kepada masyarakat dengan memotivasi maupun membangkitkan kesadaran masyarakat untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan hidup.

F.      STANDARD KUALITAS DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA DI DALAM DAN LUAR RUANGAN
a)      Didalam Ruangan
Terdapat beberapa komponen kualitas fisik udara dalam ruangan. Beberapa parameter kualitas udara dalam ruangan antara lain meliputi:
1.      Suhu/Temperatur udara
      Suhu udara sangat berperan terhadap kenyamanan kerja. Sebagaimana kita ketahui, tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk metabolisme basal dan muskular, namun dari semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20 % saja dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke lingkungan. Variasi suhu udara tubuh dengan ruangan memungkinkan terjadinya pelepasan suhu tubuh, sehingga tubuh merasa nyaman. Sebaliknya suhu ruangan yang tinggi merupakan beban tambahan bagi seseorang yang sedang bekerja.
      Untuk melakukan penilaian suhu suhu udara ruangan, pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu suhu basah dimana pengukuran dilakukan jika udara mengandung uap air, dan suhu kering bilamana udara sama sekali tidak mengandung uap air. Pembacaannya dilakukan dengan termometer sensor kering dan sensor basah. Kisaran suhu kering 22°- 25°C. Bagi pekerja dengan beban kerja ringan kisaran suhu dapat lebih luas yaitu 20°-25°C.
2.      Kelembaban udara
            Kelembaban udara dihitung dari perbandingan suhu basah dan suhu kering (persen) dengan demikian kedua ukuran ini saling berkaitan. Kombinasi suhu dan kelembaban udara yang tepat akan menciptakan kenyamanan ruangan, sebaliknya kombinasi keduanya dapat pula memperburuk kondisi udara ruangan. Kelembaban relatif udara yang rendah, yaitu kurang dari 20% dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran. Sedangkan kelembaban yang tinggi pada suhu tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan folmaldehid dari material bangunan. Agar terpenuhi kenyamanan dengan kelembaban relatif udara dengan besaran sekitar 65%, sangat layak dipertimbangkan adanya penggunaan AC.
3.      Kecepatan aliran udara
Kecepatan aliran udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian udara dalam ruang. Besar kecepatan aliran udara yang nyaman, sekitar 0,15 – 1,5 m /detik.  Sedangkan kecepatan udara kurang dari 0,1 m/dtk atau lebih rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak ada gerakan udara, sebaliknya kecepatan udara terlalu tinggi akan menyebabkan tarikan dingin dan atau kebisingan di dalam ruangan.
4.      Kebersihan udara
Kebersihan udara berkaitan dengan keberadaan kontaminasi udara baik kimia maupun mikrobiologi. Sistem ventilasi AC umumnya diperlengkapi dengan saringan udara untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan masuknya zat-zat berbahaya ke dalam ruangan. Untuk ruangan pertemuan atau gedung-gedung dimana banyak orang berkumpul dan ada kemungkinan merokok, dibuat suatu perangkat hisap udara pada langit-langit ruangan sedangkan lubang hisap jamur dibuat dilantai dengan cenderung menghisap debu.
5.      Bau
Bau dapat menjadi petunjuk keberadaan suatau zat kimia berbahaya seperti Hydrogen Sulfida, Amonia dll. Selain itu bau juga dihasilkan oleh berbagai proses biologi oleh mikroorganisme. Kondisi ruangan yang lembab dengan suhu tinggi dan aliraudara yang tenang biasanya menebarkan bau kurang sedap karena proses pembusukan oleh mikroorganisme.
6.      Kualitas ventilasi
Ventilasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menyebabkan terjadinya Sick Building Syndrome. Menurut standar WHO, luas ventilasi ruangan yang kurang dari 10% atau ventilation rate kurang dari 20 CFM OA memberikan risiko yang besar untuk terjadinya gejala SBS. Ventilation rate yang baik untuk suatu gedung atau ruangan adalah 25 -50 CFM OA per penghuni. Ventilasi yang paling ideal untuk suatu ruangan apabila ventilasi dalam keadaan bersih, luas memenuhi syarat, sering dibuka, adanya cross ventilation sehingga tidak menyebabkan adanya dead space dalam ruangan. Ketidakseimbangan antara ventilasi dan pencemaran udara merupakan salah satu sebab terbesar gejala SBS.
7.       Pencahayaan
Sistem pencahayaan ruangan terdiri dari dua macam yaitu pencahayaan alami (sinar matahari) dan pencahayaan buatan (lampu). Faktor pencahayaan penting berkaitan dengan perkembangbiakan mikro organisme dalam ruangan. Sinar matahari yang mengandung ultra violet dapat membunuh kuman-kuman sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat.
8.      Kadar debu / Partikulat ( respirable suspended perticulate).
Partikulat RSP ( Respirable Suspended Particulate ) adalah partikulat atau fiber yang melayang-layang diudara, dan mempunyai ukuran cukup kecil untuk dapat dihirup oleh manusia. Partikulat ini meliputi semua materi baik fisik maupun kimia, dan dalam bentuk cair maupun padat, atau kedua-duanya. Umumnya partikulat berdiameter kurang dari 10m3. Partikulat kecil ini bisa berasal dari material gedung, alat¬alat pembakaran, aktivitas penghuni gedung, dan infiltrasi dari sumber¬sumber partikulat diluar gedung.


Untuk lebih lengkapnya silahkan download DISINI
Terimakasih, Semoga bermanfaat untuk kita semua khususnya para pembaca blog saya ini
Akhir kata Wassalammualaikum Wr. Wb.

9 komentar: